Kritik dari seorang kader KAMMI yang biasa berdiri di pojokan, terhadap para pemain dan petarung di kesatuan.
(123 hari diamanahkan sebagai ketua Komisariat Ibnu Batutah)
Muslim Negarawan.
KAMMI merupakan organisasi kader (harakatut tajnid) dan organisasi pergerakan (harakatul ‘amal) yang dilahirkan para da'i dari 63 kampus saat krisis nasional melanda Indonesia 1998 silam. Beranjak dari keprihatinan dan kepekaan terhadap permasalahan-permasalahan masyarakat, KAMMI kemudian memposisikan diri sebagai oposisi pemerintah. Namun seiring perubahan zaman, sekarang KAMMI mulai mencoba pergerakan gaya baru, mitra kritis pemerintah.
KAMMI merupakan organisasi kader (harakatut tajnid) dan organisasi pergerakan (harakatul ‘amal) yang dilahirkan para da'i dari 63 kampus saat krisis nasional melanda Indonesia 1998 silam. Beranjak dari keprihatinan dan kepekaan terhadap permasalahan-permasalahan masyarakat, KAMMI kemudian memposisikan diri sebagai oposisi pemerintah. Namun seiring perubahan zaman, sekarang KAMMI mulai mencoba pergerakan gaya baru, mitra kritis pemerintah.
Perubahan pola gerakan tidak hanya dilakukan oleh kader2 yang beraktivitas di pusat pemerintahan (pengurus pusat). Perubahan gaya main ini juga dilakukan hingga tingkat Provinsi dan daerah. Bahkan untuk komisariat yang seharusnya berperan sebagai level penanaman ideologi pun mengalami transformasi.
Bukanlah sebuah kesalahan apabila kader-kader KAMMI membangun kedekatan emosional dengan para elit. Namun, apabila kedekatan tersebut membuat "kesatuan aksi" ini masuk angin, bukankah lebih baik KAMMI mengganti nama organisasinya? Kader KAMMI seolah lupa motto organisasinya, "aksi kuat ibadah taat prestasi hebat". Dengan alasan, demo bukan lagi menjadi jalan yang bagus untuk menyampaikan pendapat, advokasi-advokasi akan lebih mudah apabila KAMMI membangun kedekatan dengan pejabat2. Ya ya. Kalian luar biasa.
Namun sayang, alasan tetaplah alasan. Banyak Kader KAMMI yang membangun komunikasi dengan elit namun semua digunakan utk kepentingan oportunis belaka. Hasilnya, kedekatan dengan tujuan mulia yang mereka sampaikan hanyalah jadi mimpi dan khayalan semata. Bahkan parahnya, sebagian dari mereka malah menjadi informan dan intel pemerintah. Menjual informasi pergerakan organisasi demi kepentingan diri sendiri. Tentunya, kita hanya bisa berharap, semoga para "intel" ini hanya sekedar jualan informasi, tidak sampai menggembosi gerakan KAMMI.
Tahun ini, KAMMI memasuki usia 21 tahun. Dengan usia yang tidak lagi dikatakan sebagai remaja, sarat akan penasaran dan coba-coba demi menemukan jati diri, kader KAMMI malah menjauh dari visi KAMMI. KAMMI yang berusia kategori pemuda, seharusnya jauh lebih produktif dan menghasilkan kader-kader pemimpin yang berjuang untuk kepentingan orang banyak, bukan untuk nafsak (diri sendiri).
Berkebalikan dengan motto KAMMI, para kader KAMMI bukannya sibuk menunjukkan aksi yang kuat, ibadah yang taat dan prestasi yang hebat, mereka malah berlomba-lomba menjilat kepada pejabat. Mencari dukungan kepada orang kuat, pencitraan melalui perkumpulan2 orang taat dan kongkow-kongkow bersama orang2 hebat. Namun ketiga golongan manusia di atas lagi-lagi digunakan demi kepentingan pribadinya.
Permasalahan lainnya, kader KAMMI tak lagi bergerak berdasarkan skala prioritas. Mereka tidak lagi bergerak berdasarkan kegiatan penting mendesak, penting tak mendesak dsb. Banyak dari mereka juga tak lagi tertarik bergerak untuk tugas-tugas yang tidak dapat menunjukkan eksistensi diri seperti antar surat, pasang spanduk dan jauh dari perhatian khalayak ramai.
Kebanyakan kader KAMMI bahkan jauh lebih memilih kegiatan2 lembaga intra kampus yang dilaksanakan bersama orang banyak dibanding tugas-tugas dari rumah kecil mereka seperti komisariat yang hanya dihuni oleh sedikit orang. Memang, kegiatan lembaga internal kampus terlihat lebih populis dibanding kegiatan kesatuan. Bahkan parahnya, komisariat hanya dijadikan pelarian saat mereka "kehabisan amanah" di kampus. Namun sayangnya, banyak kader KAMMI tipe ini tetap gagal bertugas dengan baik di kesatuannya. Dengan segala macam alasan, bahkan mereka melakukan pembenaran.
Selain masalah masalah di atas, masalah pelik lainnya adalah kader KAMMI yang tidak dapat membedakan status atau jenjang pengkaderan yang telah dilalui. Permasalahan utamanya yaitu, kader AB2 yang harus selalu diarahkan laksana kader AB1.
Seharusnya, kader AB2 memiliki syakhsiyah da’iyah Mufakkirah (kepribadian da'i yg mampu menjadi seorang penggerak). Mereka dianggap memiliki kematangan berfikir dan mampu menjadi teladan ditengah masyarakat, menjadi teladan bagi gerakan mahasiswa, mengislamisasi ilmu pengetahuan pada bidangnya dan mempelopori penerapan solusi Islam terhadap berbagai segi kehidupan manusia. Namun, lagi-lagi lain teori, lain yang terjadi. AB2 tak bisa diarahkan? Ini lebih parah lagi.
Ibnu Batutah merupakan sebuah komisariat paling muda di antara komisariat-komisariat yang ada di Universitas Riau. Namun, alasan usia tersebut tidak dapat dijadikan alasan dan pembenaran terhadap pergerakan komsat yang jalan di tempat. Apabila komisariat dirasa hanya menjadi pengganggu gerakan kader tarbiyah dan kelembagaan-lelembagaan yang menjadi wajihah kader dakwah di fakultas perikanan dan kelautan, lebih baik komisariat ini dibubarkan saja.
Sejatinya rumah dijadikan tempat bernaung. Namun apabila engkau kerepotan dan keteteran setelah banyak membeli rumah, lebih baik beberapa rumah dari yg dipunya dijual saja. Apabila engkau merasa sangat sibuk untuk mengurus KAMMI, maka ingatlah, organisasi ini tak diisi oleh pengangguran. Semua kader KAMMI memiliki kesibukan masing-masing. Namun hanya mereka yang peduli yang mampu berjuang untuk KAMMI.
Target 100.000 recruitment anggota baru adalah misi luar biasa (di tengah-tengah hantaman perusakan bangsa) demi terwujudnya Tagline JAYAKAN INDONESIA 2045. Namun, kuantitas yang banyak apabila tidak diiringi dengan kualitas yang berbanding lurus dengan kuantitas tersebut, KAMMI akan selamanya menjadi organisasi yang stagnan. Tak akan mengalami perubahan visi, karna visi yang dipunya tak kunjung tercapai. Kita harus berbenah. Jangan sampai kader KAMMI miskin di bidang ekonomi, tapi juga minim akan prestasi.
Mengutip paragraf terakhir pada caption di press release Musyawarah Komisariat Ibnu Batutah silam, "Semoga kita semua tetap komitmen dan istiqomah dalam setiap kebaikan jalan panjang ini (Dakwah), karna sejatinya perjuangan kita tidak terbatas hanya karna periode, perjuangan ini harus terus berlanjut kapanpun, dimanapun kita berada sebagai seorang mulim, seorang da'i dan seorang negarawan walaupun hanya tinggal seorang diri, InsyaAllah."
Jayalah KAMMI.
Muslim Negarawan.
Muslim Negarawan.
ALLAHU AKBAR!!
Tulisan panjang ini ditulis setelah shalat subuh sambil tiduran menunggu antrian mandi. Jadi, tulisan ini dibuat tanpa membuka sumber-sumber kredibel dan panduan-panduan organisasi KAMMI.
Wanda Syahrian
(AB II KAMMI Komisariat Ibnu Batutah KAMMI Pekanbaru)