Beberapa hari belakangan, masyarakat Riau dikejutkan oleh sebuah kisah dari Pelalawan. Andini, seorang gadis berusia 14 tahun mengasuh kedua adiknya sendirian karena sang ayah pergi meninggalkan mereka, tak lama setelah ibu mereka meninggal dunia. Kemudian setelah pemberitaan tentang anaknya tersebut viral, ayah dari ketiga anak-anak tersebut dikabarkan pulang. Namun, masalahnya tak selesai begitu saja.
Sebagai seorang ayah yang meninggalkan 3 anak (2 di antaranya adalah batita) untuk hidup mandiri adalah sebuah tindakan kejahatan. Bapak macam ini, kalau di kampung halaman saya di Sumbar, merupakan tipe "Sumando apak paja". Laki-Laki jenis ini dikenal sebagai orang yang tukang kawin tapi meninggalkan kewajiban untuk menjaga darah dagingnya sendiri. Sungguh perbuatan memalukan.
Saya rasa, sudah sepantasnya KOMNAS Perlindungan Anak ambil sikap terkait permasalahan yang terjadi di Pelalawan sana. Lelaki seperti ini pantas untuk dijebloskan ke dalam penjara. Apabila dibiarkan, tentu masyarakat akan bertanya-tanya, menimbulkan ketidak percayaan, kecurigaan dan spekulasi terhadap KOMNAS PA. Masyaraat bisa saja beranggapan bahwa KOMNAS PA hanya mencari panggung lewat berita-berita yang viral di media nasional.
Permasalahan Andini di atas, menampar wajah kita semua. Tak dapat dipungkiri, belakangan ini terlalu sibuk berdebat membahas pilpres. Sementara kita lupa memperhatikan saudara-saudara kita yang membutuhkan perhatian. Selain itu, pemerintah juga telah lalai dalam menjalankan amanah UUD.
Sesuai dengan UUD 1945 Pasal 34 ayat 1 yang berbunyi “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara”. Maka, pemerintah daerah mulai dari desa hingga pemerintah pusat sudah sewajarnya meminta maaf kepada Andini dan dua adiknya, serta Andini-Andini lain di luar sana.
Sebagai seorang pemimpin, yang memikul hajat hidup masyarakat banyak, Pemerintah sudah seharusnya hadir dan turun dari singgasananya saat ada masalah seperti ini. Selain memberikan jaminan pendidikan, bantuan ekonomi dan lain-lain kepada Andini-Andini di se-antero Indonesia. Mungkin para pemimpin ini lupa bagaimana khalifah Umar bin Khattab berkeliling Kota Madinah setiap malam untuk mencari rumah-rumah orang yang kesusahan.
Saya yakin, permasalahan ini adalah permasalahan gunung es. Dan kisah pilu Andini dan kedua adiknya ini merupakan lelehan gunung es yang berada di Riau. Masih ada gunung es lainnya di luar sana. Apabila masih ada masalah-masalah kelalaian pelaksanaan amanah UUD seperti ini, lebih baik para pemimpin-pemimpin ini, mulai bupati, gubernur hingga presiden, lebih baik mundur saja dari jabatannya.
“Setiap Kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya”. (HR. Bukhari Muslim)
Sumber berita:
👍👍👍
BalasHapus😂😂😂
Hapus