Kamis, 06 September 2018

Berbalas pantun

Belakangan ini jagad sosmed pengurus kelembagaan se-lingkungan UNRI dihiasi oleh link-link blog berisi tulisan dari beberapa orang, yang dilatar belakangi oleh satu hal saja, SOP jam malam yang diberlakukan BEM UNRI.

Tulisan-tulisan yang saya maksud di atas, seperti berbalas pantun. Saling sahut menyahut. Dimulai dari Wilingga yang menulis di rubrik opini bahana mahasiswa yang kemudian mendapat respon oleh Randy Lorena eks. Menlindup BEM UNRI KPP. Tulisan Randy ini dibalas oleh Wicak seorang PNS di bikini bottom (dia memang gitu) kemudian Sofia dari BEM UNRI KHP. terakhir sedikit antiklimaks dari Pimpinan umum Bahana Mahasiswa, Agus.

Apabila hendak melanjutkan berbalas-balasan "pantun" yang hangat dan menarik ini, ada baiknya kita flash back bagaimana awal mula bahan diskusi ini terjadi. Pemberlakuan jam malam di BEM Universitas Riau.

Sebagian besar mungkin sudah tau, batas keberadaan wanita di sekretariat BEM UNRI adalah pukul 18.00. Saya juga sudah sangat memahami aturan ini lantaran pernah menjadi pengurus BEM UNRI selama dua Periode (KBL dan KSK). Namun, saya tak akan ikut membahas poin-poin yang disampaikan oleh rekan-rekan saya sebelumnya, seperti keseteraan gender atau bentuk perlindungan kepada wanita.



Tak saya pungkiri, saya minim bacaan terkait dua hal di atas. Namun saya cukup banyak tau wanita-wanita berpengaruh sepanjang sejarah republik ini. Ada Malahayati, Cut Nyak Din, Siti Manggopoh, Rohana Kudus, yang semua dari sumatera hingga Dewi Sartika dari daerah sunda, hingga Christina Tiahahu di bagian timur Indonesia. Beberapa nama yang saya sebutkan adalah wanita-wanita berpengaruh pada zaman kerajaan dan perang kemerdekaan Indonesia, hingga tokoh ikonik perjuangan kebebasan dan hak buruh, Marsinah. Sekian saja nama-nama perempuan yg berpengaruh bagi Indonesia karena memang terlalu banyak jumlahnya, bahkan saya belum menyebutkan satupun nama perempuan yang ikonik, mengharumkan nama bangsa dan berpengaruh paska reformasi.

Kembali ke BEM UNRI. BEM UNRI adalah lembaga eksekutif tertinggi di kampus yang konon jantung hati masyarakat Riau. BEM UNRI sebagai salah satu garda terdepan pergerakan mahasiswa di Bumi Lancang Kuning selalu berusaha menjadi wadah aspirasi bagi semua mahasiswa dan menjadi "Penyambung Lidah Rakyat". Tak heran, BEM UNRI selalu mengadakan konsolidasi bersama kelembagaan selingkungan UNRI untuk aksi-aksi yang akan dilakukan, biasanya hampir semua konsolidasi terkait isu hangat dan strategis yang dibahas BEM UNRI diadakan malam hari.

Menurut saya pribadi, apabila BEM UNRI memberlakukan jam malam (18.00) bagi perempuan, sudah selayaknya bagi setiap tamu yang hadir untuk menghormati peraturan tuan rumah (BEM UNRI). Kalau saya menganggap hal ini sama seperti rumah sakit yang melarang orang merokok di kawasannya, lalu di beberapa mesjid ada larangan menghidupkan nada dering hp, atau di tempat-tempat lain yang punya "pantang-larang" masing-masing.

Yah, tuan rumah berhak mengatur toh. Ini hanya dari sudut pandang pemilik sekretariat dan tamu undangan. Mungkin posisi BEM pada dua konsolidasi terakhir hampir sama seperti security UNRI yang juga agak bermuka masam apabila melihat perempuan masuk kampus malam-malam, walau biasanya kejadian ini saya lihat tak "sepagi" aturan BEM UNRI, jam 6 sore. Kalau security di pos, biasanya jam 9 malam ke atas.. hahaha

Makanya, walaupun belum lama ini saya telah menyelesaikan masa studi saya dan bukan lagi berstatus mahasiswa, namun saat ada seruan konsolidasi pada malam hari, saya diutus oleh UKM Olahraga UNRI yang pada periode ini untuk hadir sebagai perwakilan dari UKM OR. Memang kondisinya, UKM OR periode ini pimpinan-pimpinannya diisi oleh perempuan mulai dari ketua umum, wakil ketua, sekretaris hingga bendahara. Bahkan tak sedikit divisi-divisi dan cabor-cabor yang bernaung di bawah UKM Olahraga dipimpin oleh perempuan.

Tentu saja, hal di atas sudah jadi pertimbangan dan diskusi panjang, mulai dari kapasitas individu hingga pembahasan-pembahasan kesetaraan gender di dalamnya. Kami hanya mencoba menerapkan kesetaraan gender sejauh wawasan yang kami punya, yah. Mungkin terlalu ekstrim sehingga kaum Adam di UKM Olahraga jadi kehilangan panggung. Hahaha

Sebagai orang yang pernah berkegiatan di BEM, pernah juga bermitra dengan BEM lewat UKM, ada beberapa point yang harus dibenahi BEM UNRI, khususnya KHP. Terutama adalah jangan memaksakan aturan internal di kepengurusan ke eksternal alias kelembagaan lain.

Apalagi apabila sedang berada pada forum dengan kelembagaan lain, BEM punya hak mengatur, tapi kelembagaan juga punya hak mengatur diri sendiri, tanpa perlu mengindahkan aturan BEM, kecuali untuk hal-hal yang diatur dalam UUDKM dan peraturan turunannya. Saya yakin, paling yang menerapkan aturan jam malam bagi perempuan di kelembagaan lain hanyalah DPM dan UKMI Arroyan. Maaflah kalau ada yg lain tapi tak tersebut.

Apabila kita membayangkan sebuah aksi (demonstrasi) BEM ke DPRD dan gubernuran atau bahkan ke rektorat, bukankah korlap dari BEM selalu lantang berorasi mengatakan bahwa perkantoran milik pemerintah tsb adalah rumah kita masyarakat atau mahasiswa Universitas Riau? Bukankah emosi kita tersulut saat dihalang-halangi untuk masuk dan bertemu pimpinan "rumah kita" tersebut? Jadi BEM jangan standar ganda. Karna tak ada aturan kampus yang melarang perempuan beraktivitas di atas pukul 6 sore.

Larangan aktivitas di kampus pada malam hari tidak terbatas kepada suatu jenis kelamin, tapi berlaku umum. Sehingga, kejadian belakangan ini memperlihatkan kepada kita seolah BEM UNRI Keras menuntut hak ke atas, tapi pemberian hak untuk kelompok yang di bawahnya dia lemah. Benar kata Wilingga, sebuah Paradoks berdemokrasi di dalam tubuh BEM UNRI.

Seperti yang sudah disampaikan Wilingga dan bahkan Agus yang juga memaparkan kronologi konsolidasi pada malam hari di sekretariat DPM UNRI. Kalau saya tidak salah, konsolidasi malam itu adalah ttg Musrenbang UNRI yang diadakan di Batam, serta pembahasan2 lain yg dirasa perlu karena Ketua BEM dan DPM kala itu dibawa oleh WR3 untuk ikut serta pada musyawarah pembahasan anggaran tahun 2019 tsb.

Saya juga masih ingat betul, malam itu saya hadir dengan celana panjang compang-camping, lalu Oktaf eks. Ketua BATRA hadir mengenakan celana pendek. Malam itu, konsolidasi juga dihadiri oleh perempuan. Bolehkah saya sebut namanya? Hahaha

Betul memang, tak ada permasalahan terkait kehadiran perempuan malam itu baik dari Rinaldi maupun Cahyono. Walaupun saya yakin, ada sesuatu yang mengganjal di dalam benak mereka berdua. Namun orang2 tua di Minangkabau mengatakan, "harimau di dalam perut, kucing yang dikeluarkan". Pepatah ini bukan menyuruh kita untuk bermuka dua, tapi mengajarkan kita untuk bijak dalam bertindak. Pikirkan semua yang hendak kau katakan, tapi jangan kau katakan semua yang kaupikirkan. Begitu intinya. Belajarlah kepada Rinaldi dan Cahyono. Bijaklah dalam bersikap.


Saya sering mengatakan, "mendengarlah untuk mengerti, bukan untuk mencari jawaban (bantahan)", saya lupa dengar di mana, tapi semoga setelah ini, tak adalagi pantun2 balasan terkait konsolidasi di BEM UNRI, karna sebenarnya ada banyak hal yang bisa menguras energi dan pikiran kita di luar urusan akademik di kampus beberapa waktu belakangan ini. Saya harap, di antara kedua belah pihak yang melatar belakangi "Berbalas Pantun" ini ada yg mengalah untuk menjadi solusi bersama. Mungkin, jam malam BEM UNRI saja yg dihapuskan utk kelembagaan lain.

Tak payahlah rasanya tulisan ini dibantah lagi, apalagi dengan membeberkan data, fakta serta teori yang dalam. Karna pada dasarnya, tulisan ini dibuat tanpa data, fakta dan teori supaya tak memunculkan data, fakta dan teori bantahan. Tulisan ini dibuat dengan sangat dangkal, tanpa browsing dan bolak balik buku. Karna yang tua-tua ini akan kalah apabila diadu teorinya dengan yang muda-muda. hahahaha..

Ditulis saat sedang menikmati Nutrisari dingin di kantin buk de oleh seorang supporter Intermilan di liga Itali dan juga menjagokan Chelsea di liga Inggris, dan sekarang sedang melihat kedua klub tersebut latihan tanding. Penonton tsb hanya mengharapkan kebaikan bagi kedua tim jagoannya.
Oh ya. Itu hanya perumpamaan saja. Saya tak suka bola.

Wallahu a'lam bisshawaab.


hormat saya, Wanda Syahrian Djambek (eks. Staff ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Gotham City, yang sekarang menjabat sebagai Hokage Konohagakure).



-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

*Bagi yang belum baca pantun-pantunnya, silahkan klik:






2 komentar:

  1. Hokage...
    Aku suruh jadi tempat belajar... hahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. bijak itu adalah saat kita belajar kepada yang ahli.hehe

      Hapus