teriring salam dan do'a....
tanpa bermaksud menyinggung siapapun yang merasa tersinggung akibat tulisan dari orang yang bahkan jarang membaca dan tidak pandai menulis ini..
tulisan ini hanyalah sebuah catatan muhasabah diri bagi kita semua, terlebih saya sendiri. adapun tulisan ini terfikirkan saat saya merasakan sebuah kegelisahan akan trend menulis belakangan ini.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....
ANTARA MEMBACA, MENULIS & DISKUSI
hampir dua dekade belakangan ini, aksi demonstrasi tidak lagi menjadi hal yang seksi di mata masyarakat. seolah kehilangan jati diri, banyak mahasiswa yang akhirnya menggantungkan almamater dan memilih menjadi mahasiswa yang bermata tapi buta, bertelinga seperti tuli bahkan bersuara tapi membisu. mereka bermetamorfosa dari sosial kontrol yang tidak segan melawan penguasa menjadi manusia-manusia yang tunduk dan ditindas. namun, tidak sedikit pula mahasiswa yang mengubah alat juang dari megaphone dan spanduk menjadi pena, mengganti bakar ban menjadi media. mereka mulai menulis.
benar, menulis bukanlah hal baru dalam perjuangan. seperti yang dicontohkan Sukarno, Hatta saat menjadi pelajar di luar sana, bahkan Tan Malaka yang lebih dahulu memikirkan konsep negara drpd kedua bapak proklamator tersebut. menulis adalah sebuah upaya perjuangan yang lebih keren daripada parlemen jalanan. namun, sebenarnya sebuah tulisan muncul dari latar belakang yang sama dengan sebuah aksi demonstrasi. merasakan, memikirkan, membaca, kemudian dimatangkan dengan diskusi dan kajian. bahkan menulis merupakan hal yang sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari aksi-aksi parlemen jalanan.
"Penulis yang baik adalah pembaca yang baik". klausa tersebut sangat sering kita dengar. hal tersebut bukan sekedar kutipan atau motivasi belaka. untuk menjadi penulis yang baik walaupun hanya sekedar opini di media on line, hendaknya penulis tersebut terlebih dahulu membaca. tentu saja bacaan yang dianjurkan adalah hal-hal yang berkenaan dengan permasalahan yang akan dibahas di dalam tulisan. kalaupun bahan bacaan tidak berhubungan dengan tulisan, untuk sekedar menambah wawasan dan mengembangkan pola pikirpun jadilah...
tidak berbeda dengan membaca, diskusi dan kajian merupakan suatu kegiatan positif yang juga bermanfaat dalam persiapan kepenulisan. bertukar pikiran, sharing data dan pertukaran informasi dapat terjadi secara langsung, dua arah dan sebenarnya dapat lebih rinci daripada membaca. namun hal ini sering diabaikan oleh para penulis berbackground perjuangan belakangan ini.
mudahnya akses dan relasi yang bertebaran di banyak media, "bocah kelewat kritis" yang jarang membaca sekarang dengan gampangnya dapat menulis bahkan menerbitkan opininya dalam media masa. sayang sekali memang, sebuah kemudahan akses tidak diimbangi dengan pematangan materi. terkesan hanya menjadi ajang mendongkrak popularitas dan pencitraan, mereka berusaha sebanyak mungkin untuk memunculkan tulisan dan opini mereka terhadap suatu peristiwa, polemik, kasus ataupun geliat-geliat dan riak dalam kehidupan bernegara.
disadari atau tidak, para "pembimbing" mahasiswa-mahasiswa pejuang telah me"lampu-hijau"kan budaya kebebasan berfikir yang liar dan tak tentu arah. diskusi seperti yang telah diulas tadi tidak lagi menjadi budaya intelektual kaum pergerakan. alhasil, kami yang tidak punya wadah hanya bisa mengurut dada melihat media perjuangan yang disia-siakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar