Selasa, 05 Mei 2020

cara Orang Minang menghadapi keturunan China? benarkah ?

Tulisan ini cuma mau mengomentari Postingan non ilmiah di fb. Berikut saya screenshoot postingannya.



mau bilang SOK TAU tapi nanti dibilang sok pintar pula.

poin satu. Orang Pariaman tak se-rasis itu. Turunan Cina Eksodus dari Pariaman bukan karena pengusiran oleh ajo2 Piaman, melainkan karena ketakutan setelah "terduga mata-mata" penjajah (kebetulan kokoh-kokoh turunan Cina) pada zaman perjuangan kemerdekaan dieksekusi oleh pejuang2 kemerdekaan di Pariaman. 

Kalau ada cina mau tinggal di sana mereka bakal Diusir? Sampai sekarang? Ah masa. Itu cuma pernyataan sesumbar saja TS saja karna dia yakin gak ada orang yg iseng yg melakukan survei atau membuktikan pernyataan bapak tadi.

Sepertinya, Bapak yg posting tsb terlalu percaya dengan cerita "konon katanya". Cerita-cerita meninggi seolah-olah orang Minang lebih maju drpd turunan Cina itu cuma lucu-lucuan di lapau belaka. Kalau dishare di medsos, ya Malu. Diolok-olok sama yang tau.

Di Bukittinggi usaha mereka (turunan china) tidak masiv? Coba liat di Jalan Minang di Bukittinggi. Banyak toko-toko besar punya turunan Cina. Jangan karna gak ada alfamart indomaret di Sumbar lantas bapak tsb cerita sambil tepuk dada dan berkata Orang Minang lebih maju. Btw, di Sumbar ada toko indomaret loh gaes, walau dia gak pakai nama indomaret. Saya punya teman kuliah yg pernah kerja di sana? Tentunsaja saya siap membuktikan info yg saya sampaikan ini. Kwkwkw...

Iya kali toko2 milik turunan china mengikuti aturan lokal. Lebih tepatnya, peraturan daerah. Kwkwkw... oh iya, bicara usaha mana yg lebih maju, tentu Minang dong ya kan. Ramayana kan orang Minang yang punya, bukan Cina. Eh. Salah ya.. 😂 bapak tsb gak mungkin lupa juga bagaimana ramayana di depan Jam Gadang itu dulu ditolak habis-habisan oleh pedagang pasa ateh. Tapi karena ORANG MINANG yang punya, ya jadi juga itu ramayana.. Eh.. salah lagi ya? Paulus Tumewu sama istrinya (adik edi tansil) tu Minang bukan sih? Minang kan ya? Kwkwkw....

Belum lagi pernyataan pada paragraf terakhir. Itu fatal sekali salahnya si bapak. Orang Minang itu terbuka pak. Jangankan masalah galeh manggaleh, masalah agama saja mereka lebih terbuka dan lebih santuy thd perbedaan. Tak percaya? liat aja di Sumbar, mana ada penolakan ustadz A ustadz B dari ormas ini ormas itu manhaj ini manhaj itu, tarikat ini tarikat itu. Welcome aja kan kita. Ya kalau ada bisik bisik di belakang ya wajar. Sedangkan  sodara aja masih bisa kita bisik-bisiki ke sodara yg lain. Apalagi pengajian-pengajian ya kan.

Menjaga adat istiadat dan tak mau berurusan dan bekerja sama dengan cina? Lah apa korelasi adat dan kerja dengan cina? Ada larangan kah ? Kok baru tau gua. Kwkwkwkw..

kebanyakan makan ajinamoto bapak ni kayaknya. Atau kebanyakan dengar cerita2 halu nan keren bin heroik dari mulut ke mulut. Cerita halu yg kayak mana?
Gini ceritanya.

---------------------
Pada suatu hari, Pak Gindo cerita kepada anaknya.
Pak gindo: sehebat hebat usaha milik orang turunan cina. Orang Minang selalu lebih maju dan di depan.
Anak: loh. Masa iya pak. Di pasar ambo lihat toko2 besar milik turunan cina semua.
Pak gindo: iya. Cina jualan di tokonya. Urang awak kembangkan lapak di terasnya. Kan lebih di depan tu. Hahaha
-------------------

Hahaha...
Kalau usaha orang Minang lebih di depan versi carito Pak Gindo tsb, ambo picayo pak. Kwkwkwkwk

Kalau ada pemaparan ambo yg salah, mohon dikoreksi.

Baraja ka nan pandai, batanyo ka nan tau. Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar