Sabtu, 13 Agustus 2016

Harapan untuk Kemajuan Budaya Maritim Indonesia,



(Tulisan ini merupakan essay saya saat seleksi pertama Ekspedisi Nusantara Jaya 2016)

Sejak dulu, Indonesia dikenal sebagi negara yang memiliki potensi maritim yang hebat. Hal ini merupakan keuntungan karena Indonesia adalah negara yang terdiri atas ribuan pulau, baik yang berukuran besar ataupun. Oleh sebab itu, perairan laut Indonesia yang kaya akan berbagai macam biota laut baik flora maupun fauna dan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Tidak hanya dari potensi ekologis, karena berada di wilayah geografis yang menguntungkan, yaitu di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, Indonesia menjadi jalur yang menghubungkan dua samudera itu dan disebut-sebut sebagai jalur yang penting bagi lalu lintas perdagangan dunia.

Walaupun dalam catatan sejarah, Indonesia merupakan negara maritim yang sangat kuat, tetapi semenjak keruntuhan Majapahit, kita lebih banyak membangun peradaban di darat. Padahal, sektor maritim Indonesia memiliki potensi untuk menyumbang Rp 3.000 trilyun per tahun, walaupun saat ini yang terealisasi masih sekitar Rp 290 trilyun (Sharif Sutardjo, 2014). Sektor maritim ini, apabila dikelola secara berkesinambungan, akan menghasilkan jutaan lapangan pekerjaan untuk tenaga kerja Indonesia. Potensi besar ini tidak hanya berasal dari sektor perikanan tangkap, melainkan juga dari perikanan budidaya serta potensi-potensi yang bersumber dari kawasan pesisir dan laut lainnya. Tetapi selama ini kita belum mampu mengoptimalkan potensi tersebut akibat memfokuskan kegiatan ekonomi pada potensi yang berada di darat melalui pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan, pertambangan, serta industri  yang cenderung memberikan dampak yang buruk dan meningkatkan laju kerusakan lingkungan.

Kurangnya alokasi anggaran untuk mengembangkan kemaritiman serta minimnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk bidang kelautan menjadi penghalang bagi Indonesia untuk kembali memajukan sector kemaritiman. Namun masalah yang lebih mendasar daripada itu adalah tentang kurangnya kesadaran masyarakat kita bahwa Indonesia memiliki nenek moyang sebagai “manusia maritim”. Oleh sebab itu, masyarakat Indonesia sepantasnya menjadikan laut hingga pesisir sebagai masa depan kita, mengingat ada sumber daya alam yang tidak akan habis berada di kawasan tersebut.

Ke depannya, Indonesia yang memiliki visi menjadi poros maritim dunia harus bisa memanfaatkan dan mengelola sumber daya kelautan secara berkesinambungan. Hal ini salah satunya disebabkan oleh perairan Indonesia yang kaya akan sumber daya alam serta 80 persen aktivitas distribusi barang dunia melalui jalur laut. Dengan 45 persennya melalui jalur pelayaran laut Indonesia. Walaupun dengan menggunakan transportasi maritim tidak semerta-merta dapat menekan biaya logistik, karena masih diperlukan pembenahan infrastruktur laut seperti pelabuhan, kapal, dan sumber daya manusia untuk mendukung tujuan itu.

Tidak hanya pada infrastruktur maritim, diplomasi dengan negara tetangga, serta pertahanan dan keamanan laut harus diperkuat. Ditambah lagi dengan peningkatan dan optimalisasi sumber daya manusia untuk bidang kelautan sebagai salah satu faktor untuk memajukan sektor maritim Indonesia. Dalam hal ini, pelatihan kepada pemuda sebagai salah satu stakeholder pencerdas bangsa harus dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan semangat pemuda untuk terjun langsung ke masyarakat dalam rangka memaksimalkan potensi kelautan dan menanamkan budaya maritime Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar