Sabtu, 13 Agustus 2016

INTRODUCTION I


Wanda Syahrian (Insya Allah akan) S.Pi yang merupakan anak ke 2 dari 5 bersaudara ini lahir di Bukittinggi pada 30 Juni 1992 silam. Terlahir sebagai seorang adik dan merangkap seorang “abang” bagi ketiga adik perempuan membuat Ia berfikir, "saya berada di posisi yang sulit. Selain harus memberikan contoh yang baik kepada adik-adik saya, saya juga memiliki contoh dalam bersikap yaitu seorang abang, sehingga apabila saya salah dalam bertingkah laku, saya akan memojokkan diri saya sendiri". Selain mewarisi darah Minangkabau dari kedua orang tua, ia juga mewarisi suku yang diturunkan secara matrilineal oleh orang Minang yang bukan orang Padang, yaitu suku Jambak.

Pemuda pengangguran intelektual yang  memiliki hobbi nan tidak jelas ini sedang menempuh pendidikan Strata satu atau mahasiswa program (paksa) sarjana di jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, semester banyak. Walaupun tertatih-tatih menyelesaikan kuliah S1, pemuda musang (Siang lalok malam batanggang) ini terus memimpikan untuk melanjutkan studi paska sarjana. Tidak tanggung-tanggung, dia bahkan bercita-cita melanjutkan S2 ke luar negeri walaupun dia tau (semua orang juga tau), selain bahasa Minang dan Bahasa Indonesia (yang logatnya apabila didengar oleh orang melayu akan membuat dia dikira orang Batak), ia tidak menguasai satu pun bahasa asing walaupun hanya sekedar percakapan sehari-hari berbahasa Inggris. Mau keluar negeri tanpa menguasai (minimal) Bahasa Inggris? Hahahaha
 itu lah yang menarik dari cita-cita sang cowok cool tersebut. Iya, tentu saya adalah cowok cool yang dimaksud.

  Pemuda yang senantiasa berbahasa Minang dengan orang Minang yang dijumpainya di manapun ini mengisi waktu luang dengan tidur dan malas-malasan. sesekali si pecinta masakan nyokap ini meluangkan waktu untuk membaca buku-buku tentang lingkungan hidup, sejarah, hukum, autobiografi hingga komik. Anak lelaki yang gampang suntuk ini juga lebih banyak mengasah pola pikirnya dengan hal-hal yang jauh dari kewajibannya sebagai mahasiswa. Bukan memikirkan teori perkuliahan, konspirasi, filsafat ataupun matematika yang akan membuat ARUS PENDEK di dalam kepalanya , dia lebih suka hibernasi.


Tidak hanya temperamental, Wanda yang mengekstrak sifat iri menjadi motivasi bagi dirinyasendiri acap kali kesusahan karena tidak mau kalah sebab ia selalu menggunakan prinsip “kalau orang bisa, aku juga bisa”, sehingga ia selalu saja ngotot memaksakan diri untuk melakukan hal-hal yang ia mau, padahal jiwa dan raga ini sebenarnya sudah mau menyerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar